What kind of problems you wants to solve?


Dunia kerja memang gak seindah seperti apa yang dulu dibayangkan pada waktu kuliah. Bekerja diperusahaan terkenal, kekantor pake mobil pribadi, gaji bisa buat bayar cicilan rumah, persisnya serba cukup deh. Alih-alih dapat dapat pekerjaan yang bagus, yang ada untuk mencari pekerjaan saja sudah hampir putus asa. CV sudah disebar ke berbagai situs pencarian kerja, lamaran pekerjaan sudah dimasukkan ke beberapa perusahaan yang sesuai dengan jurusan yang diinginkan, tapi belum ada panggilan. lirik kesamping ternyata satu persatu teman-teman sudah dapat pekerjaan. kemudian timbul pertanyaan "nah aku kapan ya?".

"pokoknya untuk sekarang aku gak akan pilih pilih kerja lagi deh, yang penting diterima kerja aja udah cukup. yang penting dapat panggilan untuk tes kerja saja sudah cukup". Akhirnya, semua lowongan pekerjaan yang lagi buka, gue coba tuh, mulai dari yang sesuai dengan jurusan kuliah gue, sampai tukang sapu juga gue lamar. pokoknya lamar dulu, titik.

Dengan berat hati, akhirnya gue mendeklarasikan diri gue untuk pasrah mencoba terjun ke dunia kuliah lagi. Dan inilah gue yang sekarang bagaikan manusia setengah salmon, setengah masih lamar kerja, setengah mau lanjutin kuliah gue.

Diperjalanan gue kena ceramah sama salah satu bos perusahaan, kurang lebih maknanya gini, "it is not about what you want to be, it is about what kind of problem you want to solve?" (kena banget)

ehmm...

Bersambung
kapan kapan dilanjutin euy.
intinya "itu" sih.


Bandung, 27 Maret 2016

Self Reminded

SELAMAT DATANG DI ERA CROWD SOURCING

Dikutip dari Sharing Ekonomi (Rhenald Kasali)
Senin (14/3/2016) lalu kawasan Balai Kota DKI Jakarta, Istana Negara, dan kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika diserbu ribuan pengemudi taksi.

Mereka berdemo menolak kehadiran taksi yang berbasis aplikasi online. Anda pasti bisa dengan mudah menerka penyebabnya. Iya, penghasilan mereka terpangkas akibat hadirnya taksi berbasis aplikasi. Bahkan sebetulnya bukan hanya taksi itu yang membuat penumpang berpindah. Ojek online merebut sebagian pasar taksi konvensional.

Mereka mengeluh, utang setoran ke perusahaan terus bertambah. Padahal, uang yang dibawa pulang untuk makan anak-istri makin turun. Kita tentu prihatin dengan kenyataan tersebut. Apalagi jumlah pengemudi angkutan umum ini tidak sedikit. Seluruhnya bisa mencapai 170.000-an. Sampai di sini anda mungkin bergumam: "Mengapa mereka tidak berubah saja ? Ke mana para eksekutifnya ? Mengapa mereka membiarkan pasarnya digerus para pelaku bisnis online tanpa berupaya melakukan perubahan internal ?" Tentu semua ini tak akan mudah.

Sampai di sini adagium perubahan kembali berbunyi : "Kalau rasa sakit manusia itu belum melebihi rasa takutnya, rasanya belum tentu mereka mau berubah." Maaf, pesan ini berlaku buat kita semua, baik yang sedang duka maupun yang masih gembira. Tapi, supaya fair, kita juga mesti melihatnya dari sisi yang lain, yakni pengemudi taksi berbasis aplikasi dan ojek online .

Mereka juga tengah mencari penghasilan untuk mencukupi kebutuhan anak istrinya. Lalu, pelanggannya juga senang memakai taksi berbasis aplikasi karena serasa naik mobil pribadi dan tarifnya pun murah. Begitu selesai langsung turun. Praktis. Tak pakai bayar-bayaran tunai. Bisnis taksi berbasis aplikasi ini juga punya pesaing. Anda bisa klik www.nebeng.com. Ini aplikasi yang juga mempertemukan pemilik kendaraan pribadi dengan mereka yang membutuhkan angkutan ke arah yang sama.

Tarifnya tak kalah bersaing. Misalnya tarif dari Perumahan Vila Nusa Indah di Bekasi ke Jakarta hanya Rp.15.000 sekali jalan. Murah ! Para pemilik kendaraan yang rela “ditebengi” ini juga ikut andil dalam mengurangi kemacetan di Jakarta. Ketimbang setiap orang naik mobil pribadi, lebih satu mobil dipakai bersama-sama dengan cara nebeng. Jumlah mobil yang masuk ke Jakarta jadi lebih sedikit.

PERTARUNGAN BUSINESS MODEL.

Tapi, mari kita bahas soal perseteruan taksi konvensional  vs taksi berbasis aplikasi. Hadirnya taksi berbasis aplikasi, menurut saya, adalah penanda datangnya era crowd business. Apa itu crowd business ? Sederhana. Ini bisnis yang kalau anda mencoba mencari polanya bakal pusing sendiri. Sebab serba tidak jelas. Misalnya, tidak jelas batasan antara produsen dan konsumen. Juga, tidak jelas kreditor dengan debitor.

Siapapun bisa menjadi pemasok anda, tetapi sekaligus menjadi konsumen anda. Crowd business kian kencang berputar akibat kemajuan teknologi informasi yang terutama membuat arus informasi mengalir deras dan sekaligus memangkas biaya-biaya transaksi. Dulu kalau kita mau mencari suatu barang mesti menghabiskan waktu, tenaga dan uang. Kita datang ke beberapa toko, melihat barang, membandingkan harganya, dan melakukan tawar-menawar.

Kalau setuju, baru kita membayar. Kini tidak perlu lagi. Kita cukup berselancar di dunia maya, mencari barang dan membandingkannya, memilih, memesan, lalu membayar. Semuanya bisa dilakukan tanpa kita harus beranjak dari kursi dan dengan biaya nyaris nol. Itu pula yang terjadi dalam perseteruan antara bisnis taksi konvensional vs taksi berbasis aplikasi.

Di bisnis taksi konvensional, kita bukan hanya harus membayar jasa angkutannya, tetapi secara tidak langsung juga mesti menanggung biaya kredit mobilnya, gaji pegawai perusahaan taksinya, biaya listrik dan AC, dan sebagainya. Di bisnis taksi berbasis aplikasi, kita tidak ikut menanggung biaya-biaya tersebut. Jadi, tak mengherankan kalau tarifnya bisa lebih murah. Kolega saya pernah membandingkan.

Untuk rute Cakung ke Halim Perdanakusuma yang sama sama di Jakarta Timur, dengan taksi konvensional tarifnya Rp.105.000, sementara dengan taksi berbasis aplikasi hanya Rp.55.000. Ini jelas pilihan yang mudah buat calon konsumen. Switching cost dalam industri ini amat rendah. Maka terjadilah downshifting. Lalu, bagaimana yang satu bisa lebih mahal ketimbang yang lain ? Ini adalah persoalan model bisnis.

Analoginya mirip bisnis penerbangan full service dengan Low Cost Carrier (LCC). LCC mendesain model bisnisnya dengan memangkas berbagai biaya, sehingga tarifnya menjadi lebih murah ketimbang maskapai penerbangan yang full service. Model bisnis inilah yang membuat bisnis taksi era lama bakal segera usang.

Pesaingnya bukan sesama bisnis taksi, melainkan para pembuat aplikasi yang mempertemukan para pemilik mobil pribadi dengan calon konsumen yang membutuhkan jasa angkutan. Selamat datang di peradaban sharing economy ! Efisiensi menjadi kenyataan karena kita saling mendayagunakan segala kepemilikan yang tadinya idle dari owning economy.

BERDAMAI, BUKAN MENENTANG.

Kasus serupa bisnis taksi bakal kita jumpai dalam bisnis-bisnis yang lain. Di luar negeri, pangsa pasar bisnis perbankan mulai terganggu oleh hadirnya perusahaan-perusahaan crowd funding. Anda bisa cek ini di www.lendingclub.com. Perusahaan ini mengumpulkan dana dari masyarakat dan menyalurkannya dalam bentuk kredit ke masyarakat.

Bedanya, proses mendapatkan kreditnya jauh lebih simpel ketimbang perbankan, dan suku bunganya pun lebih murah. Di Indonesia, bisnis ala lending club sudah ada. Anda bisa cek website-nya di www.gandengtangan.org. Memang untuk sementara bisnis yang didanai masih untuk usaha skala UMKM dan social enterprise. Tapi, siapa tahu ke depannya bakal melebar ke mana-mana Di luar negeri, ada www.airbnb.com yang mempertemukan para pemilik rumah pribadi yang ingin menyewakan rumahnya dengan orang-orang yang mencari penginapan.

Soal tarif, jelas lebih murah ketimbang hotel. Lalu, ada juga aplikasi yang mempertemukan para pemilik mobil pribadi dengan calon konsumen angkutan darat. Namanya Lyft. Hadirnya aplikasi ini membuat bisnis taksi tersaingi. Begitulah, kita tak bisa membendung teknologi. Ia akan hadir untuk menghancurkan bisnis bisnis yang sudah mapan yang tak bisa beradaptasi dengan perubahan.

Persis kata Charles Darwin: "Bukan yang terkuat yang akan bertahan, tetapi yang mampu beradaptasi dengan perubahan." Maka, kita harus berdamai dengan perubahan. Bagaimana caranya? Di luar negeri, para pengelola chain hotel berdamai dengan kompetitornya, para pemilik rumah yang siap disewakan melalui jasa www.airbnb.com . Caranya, mereka menjadi pengelola dari rumah-rumah yang bakal disewakan tersebut sehingga ruangan dan layanannya memiliki standar ala hotel.

Belum lama ini saya menikmatinya di sebuah desa di Spanyol Selatan, dan saya puas. Kasus serupa menimpa Lego, perusahaan mainan anak, yang terancam bangkrut pada awal 1990-an. Hadirnya video games membuat anak-anak kita tak berminat lagi dengan batu bata mainan buatan Lego. Namun, perusahaan itu mampu bangkit lagi dengan mengandalkan inovasi dari orang-orang di luar perusahaan, atau crowd sourcing.

Mereka semua belajar dari model bisnis Kick Starter yang fenomenal. Lego tak melawan perubahan, tetapi berdamai. Saya tidak punya resep khusus bagaimana caranya setiap perusahaan mesti menghadapi perubahan. Intinya jangan menentang. Berdamailah dengan perubahan.

Demikian juga pesan saya kepada bapak Presiden, Menteri Perhubungan, Gubernur DKI, dan Menteri Kominfo. Kita butuh cara baru yang berdamai dengan perubahan. Maka, kita semua akan selamat.

Rhenald Kasali.



10 Prioritas Buku Bacaan untuk Kaum Muslimin


Membaca adalah aktivitas yang diperintahkan pertama kali oleh Allah kepada manusia melalui firman-Nya :

“Bacalah dengan menyebut nama Rabb-mu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Rabb-mu lah Yang Maha Pemurah. Yang Mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia Mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al Alaq : 1-5).

Namun, terkadang kita masih bingung, bacaan yang mana saja yang sebaiknya dibaca? Berikut ini adalah prioritas bacaan yang sebaiknya dibaca. tulisan ini dikutip dari sebuah buku terjemahan berjudul Spiritual Reading, Hidup Lebih Bermakna dengan Membaca karangan Dr. Raghib As Sirjani dan Amir Al-Madari, dengan beberapa penyesuaian tentunya.

Prioritas Pertama, Al Qur’an Al Karim
Seorang ulama pernah berkata, “Wajib bagi seorang Muslim untuk bersungguh-sungguh dalam mengkhatamkan Al Qur’an sebulan sekali atau kurang dari satu bulan.”

Kalau satu bulan sudah harus khatam, artinya kita harus menyediakan waktu-waktu khusus tiap harinya untuk membaca Al Qur’an. Undang-undang yang paling populer dan paling benar, surat cinta paling indah dan paling romantis, kitab paling lengkap dan paling update. Langsung dari Allah, membacanya bernilai ibadah apalagi kalau kita juga mengajarkannya. Intinya, Al Qur’an menempati prioritas tertinggi dalam daftar bacaan seorang Muslim.

Prioritas Kedua, Al Hadits Asy Syarif
Sumber hukum kedua setelah Al Qur’an adalah hadits. Allah Mengutus Rasulullah dengan perkataan yang sempurna. Hal ini juga berarti bahwa kalimatnya pendek, tetapi maknanya sangat luas. Dengan membaca satu hadits yang sangat pendek, kita akan mendapatkan ilmu, pengetahuan, dan hikmah yang sangat banyak.  Membaca hadits Nabi sebaiknya juga menjadi agenda pokok seorang muslim.

Kita dapat mulai dari Hadits Arba’in karangan Imam Nawawi, lalu Riyadhus Shalihin (juga karangan Imam Nawawi). Kemudian, bisa juga membaca Lu’lu wal Marjan, yakni hadits yang disepakati oleh dua Imam (Imam Bukhari dan Muslim). Bisa juga intisari hadits Imam Bukhari dan Muslim.

Prioritas Ketiga, Ilmu-ilmu Syar’i
Ilmu-ilmu Islam sangat banyak. Karena itu, usahakan agar setiap memasuki taman hendaknya memetik satu bunga. Bacalah seluruh cabang-cabang ilmu syariah. Sebab, hal ini akan mewariskan kepada kita warisan yang indah dan membangun pondasi kuat yang memungkinkan kita bisa membangun di atasnya bangunan yang besar, Insya Allah.

Mulailah dengan buku yang paling ringan dan tidak tebal. Kemudian secara bertahap, ditambah sedikit demi sedikit. Berikut ini adalah sebagian contoh dari sebagian buku yang mungkin dengannya kita bisa membangun pondasi yang kokoh dalam ilmu-ilmu syar’i :
Intisari Tafsir Ibnu Katsir. Buku ini merupakan buku tafsir Al Qur’an yang bagus. Ia memiliki keistimewaan sederhana dalam susunan kata dan memiliki ungkapan sangat mudah. Kita bisa mulai dari tafsir Juz Amma dan surah Tabarak, kemudian dilanjutkan dengan membaca tafsir surah-surah lainnya yang sudah kita hapal. Fiqhus Sunnah, karya Sayyid Sabiq. Juz pertama membahas tentang hukum shalat, zakat, puasa, dan haji. Hal tersebut sangat penting bagi kita agar dapat melaksanakan ibadah secara benar sesuai perintah Allah.

Al-Iman, karya DR. Muhammad Nu’aim Yasin, yakni buku yang sangat sederhana tentang akidah islamiyah. Dalam buku itu, penulis berbicara tentang bagaimana beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan iman kepada Qadha’ dan Qadar. Muhtashar Minhajul Qashidin, karya Ibnu Qudamah (di Indonesia diterbitkan dengan judul Minhajul Qashidin) adalah kitab yang sangat bagus. Buku tersebut membahas tentang masalah ruhiyah, penyakit-penyakit hati, cara penyembuhannya, serta memuat sebagian bahaya dari akhlak, seperti marah, bakhil, dan sebagainya. Selain itu, juga dibahas mengenai bagaimana bertaubat, bagaimana mencintai Allah, dan bagaimana agar Allah Mencintai kita.

Khuluqul Muslim, karya Muhammad Al Ghazali. Judul Indonesianya, Akhlak Seorang Muslim. Buku tersebut merupakan buku yang sangat menarik yang berbicara mengenai akhlak asasi yang harus dimiliki seorang muslim. Wanita dalam Pandangan Islam, karangan Dr. Abdul Muta’al Al-Jabari. Buku ini merupakan buku yang sangat penting dan detail dalam menjelaskan nilai wanita dalam Islam dan peranannya, serta syubhat yang terlontar sekitar wanita dan bantahannya. Namun, buku tersebut bukan hanya untuk wanita saja, bagi laki-laki juga penting. Ar-Rahiq Al-Makhtum (versi Indonesia : Sirah Nabawiyah dan Sejarah Hidup Nabi Muhammad) yang ditulis Al Mubarakfuri. Kitab ini menjelaskan tentang sirah Rasulullah secara sederhana dari lahir hingga beliau wafat.

Shuwar min Hayatis Shahabah (Judul Indonesianya : Ensiklopedi Sahabat) karangan Abdurrahman Ra’fat Basya, yakni buku tentang biografi para sahabat nabi. Keistimewaan buku ini adalah bahasanya yang sangat indah dan susunan katanya yang sangat mudah, sederhana, tetapi sangat luas cakupan pengetahuannya. Madza Khasiral ‘Alam bi Inhithathil Muslimin? (versi Indonesianya : Derita Dunia Akibat Kemunduran Umat Islam) yang ditulis oleh Abu Hasan An-Nadawi. Buku yang sangat penting dalam menjelaskan kondisi sebelum Islam, serta bagaimana Islam mengubah dan memperbaiki pemahaman manusia.

Min Rawa’i’i Hadharatina (diterbitkan di Indonesia dengan judul Khazanah Peradaban Islam ) karya Dr. Mustafa As-Siba’i. Buku ini adalah buku yang paling indah yang menulis tentang indahnya peradaban Islam dan sejauh mana seorang muslim mencapai ketinggian dan kemajuan dalam peradaban yang beraneka ragam. Jami’ul ‘Ulum wal Hikam (idem dengan di atas, tidak dijelaskan ada atau tidak terbitan Indonesianya) karya Ibnu Rajab Al-Hambali. Buku ini menjelaskan lebih dari lima puluh hadis dari hadis-hadis Nabi dengan gaya bahasa yang sangat indah dan teratur. Ibadah dalam Islam karya Dr. Yusuf Al Qardhawi. Judul-judul buku di atas hanya contoh sekilas saja. Masih banyak buku-buku bagus lainnya yang juga sangat penting.

Prioritas Keempat, Buku-buku yang Sesuai dengan Spesialisasi Ilmiah Tertentu

Kebanyakan orang-orang yang berkomitmen dengan agama, sangat kurang perhatiannya dalam masalah ini. Membaca dalam bidang spesialisasi tertentu sangat penting guna meraih tujuan. Seorang dokter harus membaca masalah kedokteran, akuntan harus membaca tentang akuntansi, ekonom harus membaca buku-buku yang membahas tentang masalah ekonomi dan keuangan. Jadi, kita dapat memiliki pemahaman yang menyeluruh, baik dari sisi syariah maupun sisi keduniaannya.

Prioritas Kelima, Buku tentang Analisis Sejarah

Sejarah sangat penting dan cukuplah sebagai bukti hal itu bahwa sepertiga Al Qur’an adalah sejarah. Sepertiga Al Qur’an berbicara tentang sejarah zaman dahulu, yang tujuannya jelas, yakni mengambil ibrah, tafakur dengan kejadian, dan mengambil intisari dari sunnatullah dalam penciptaan-Nya di muka bumi. Sejarah secara keseluruhan itu penting, namun selalu ada yang lebih diutamakan. Sejarah yang paling penting untuk dibaca adalah sejarah Rasulullah, kemudian sejarah para Khulafa’urrasyidin yang empat, sejarah Islam lainnya, baru setelah itu sejarah selain Islam.

Beberapa contoh dari buku-buku tentang sejarah ini telah disebutkan sebelumnya, pada bagian buku tentang ilmu-ilmu syar’i. Di antaranya adalah Ar-Rahiq Al-Makhtum karya Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri, buku Sirah karangan Ibnu Hisyam, Fiqhus Sirah karya Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi, dan Fiqhus Sirah karya Muhammad Al-Ghazali, serta buku-buku tentang sejarah Rasulullah lainnya. Untuk sejarah Khulafa’ur Rasyidin ada buku ‘Itmamul Wafa fi Siratil Khulafa’ karya Muhammad Al-Khudhari Bek.

Buku tentang sahabat Nabi lainnya, Shuwar min Hayatis Shahabah karya Abdurrahman Ra’fat Basya. Sedangkan buku-buku yang membahas tentang sejarah Islam, ada Madza Khasiral ‘Alam bi Inhithathil Muslimin? (Derita Dunia Akibat Kemunduran Umat Islam) yang ditulis oleh Abu Hasan An-Nadawi, Min Rawa’i’i Hadharatina karya Dr. Mustafa As-Siba’i, Ad-Difa’ ‘anil Islam (Membela Islam) karya Mustafa Najib.

Prioritas Keenam, Buku tentang Politik
Yang ini bisa dicari sendiri, sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Yang termasuk prioritas ini juga meliputi mengikuti berita harian dengan cepat dan selalu memperhatikan berita yang berbeda-beda, baik milik pemerintah maupun milik oposan, dalam dan luar negeri, yang Islami maupun yang non Islami, dsb. Ketika membaca berita-berita tersebut, harus dibarengi rasa waspada akan berita yang menyesatkan serta jauh dari fakta. Usahakan untuk membandingkan antar berita yang satu dengan yang lain. Secara perlahan, kita akan bisa membedakan antara yang benar dan yang salah, antara yang nyata dan yang mengada-ada. Biasanya hal ini (membedakan berita yang nyata dan yang mengada-ada tersebut ) akan lebih mudah dengan berbagi informasi dengan orang yang dapat dipercaya.

Prioritas Ketujuh, Buku tentang Pendapat Orang Lain

Hikmah adalah barang yang hilang dari orang mukmin. Di mana saja ia memperoleh, maka ia adalah orang yang paling berhak untuk mengambilnya. Kita sangat perlu membaca buku-buku orang lain, buku-buku yang dimaksud di sini adalah buku di luar Islam. Hal ini supaya kita tahu, bagaimana arah pemikirannya, apa saja dalil-dalilnya, serta bagaimana pendapatnya. Akan tetapi, dalam membaca buku-buku ini, sebaiknya kita didampingi seorang yang memiliki ilmu sebagai pembimbing, serta kita juga wajib mencari tahu biografi penulisnya maupun trackrecord penerbitnya agar kita tidak larut dalam arus pemikiran mereka.

Prioritas Kedelapan, Buku tentang Syubhat Seputar Islam
Banyak sekali syubhat seputar Islam sejak turun wahyu hingga sekarang. Hal yang kita tahu dan kita yakini, bahwa Islam adalah agama yang sempurna, tanpa ada cacat dan salah. Sebab, Islam bersumber dari Rabb semesta alam. Namun, kita sering kehabisan dalil yang memuaskan untuk membantahnya dan kita juga sering bersikap bodoh dengan kebenaran yang kita yakini.

Pada zaman sekarang ini, banyak sekali syubhat tentang agama kita yang agung ini. Beberapa di antara syubhat-syubhat tersebut muncul dengan cara diadakan muktamar yang mengeluarkan biaya sangat besar serta penyusunan kekuatan yang sangat besar dan jumlahnya banyak. Karena itu, kewajiban kita adalah membantah seluruh syubhat ini dan memberi hujjah dengan hujjah, dan bukti dengan bukti.

Bagaimana Islam menempatkan wanita? Bagaimana membantah orang yang mengatakan bahwa Islam hanya berkembang dengan tajamnya pedang? Bantahan apa yang akan disampaikan kepada orang yang mengatakan bahwa qisash akan mencetak generasi buntung yang tidak memiliki tangan? Selain itu, bantahan apa yang akan kita sampaikan kepada orang yang mengatakan bahwa Islam adalah agama teroris, kekerasan, kolot, dan ketinggalan zaman?

Perkataan ini sangat tidak bisa diterima, baik secara logika yang kuat maupun meyakinkan. Berkenaan dengan masalah ini, kita wajib membaca.

Adapun buku yang barangkali bisa membantu kita dalam masalah ini adalah Syubuhat Haulal Islam (Syubhat Sekitar Islam) karya Ustadz Muhammad Qutub, Benarnya Islam dan Batilnya Musuhnya karya Abbas Mahmud Al-Aaqad, Islam dalam Sangkar Tuduhan karya Dr. Syauqi Abu Khalil, dan lain sebagainya.

Prioritas Kesembilan, Buku tentang Pendidikan Anak
Dalam mendidik anak, kita perlu memiliki ilmu dasar dan seni. Di antara buku tentang hal ini adalah, Tarbiyatul Aulad fil Islam (Pendidikan Anak dalam Islam) yang ditulis oleh Abdullah Nasih Ulwan. Di samping buku tersebut, tentu banyak pula buku yang ditulis oleh pakar pendidikan tentang kejiwaan anak dan kebutuhannya.

Selain itu, kita juga perlu membaca kisah anak-anak sehingga kita bisa menggunakan  metode yang tepat untuk menyampaikan kisah di kelompok-kelompok, masjid, atau rumah. Akal anak-anak lebih besar dari apa yang kita bayangkan dan kemampuan untuk menguasai lebih lemah dari apa yang kita sampaikan. Sungguh tidak cocok sekali jika apa yang ada di otak anak-anak Muslim tak lebih dari film-film kartun yang berisi kekerasan dan permusuhan. Padahal, di sana ada ilmu yang sangat besar yang mungkin bisa dikuasai oleh anak-anak dengan syarat disampaikan kepada mereka dengan cara yang tepat dan kepandaian untuk mengajar anak. InsyaAllah kondisi umat ini akan berubah menjadi lebih baik jika kita berhasil mencetak generasi yang suka membaca dan cint.

Prioritas Kesepuluh, Buku tentang Hiburan
Di samping sembilan prioritas di atas, pasti masih ada obyek-obyek penting lainnya yang perlu kita baca. Prioritas terakhir ini adalah bacaan hiburan. Kita tidak dilarang untuk menggunakan sebagian waktu kita untuk membaca bacaan yang bersifat hiburan. Akan tetapi ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam memilih bacaan yang bersifat hiburan : Tidak keluar dari aturan Islam. Misalnya, tidak membaca cerita yang tidak sopan dan tidak berakhlak yang mendorong untuk melakukan perkara yang hina. Selain itu, tidak pula membaca syair yang berakibat dosa. Tidak menggunakan banyak waktu untuk hiburan. Hal ini karena kita adalah umat yang serius sehingga memberi hiburan pada diri kita itu sifatnya kadang-kadang saja. Di samping itu, kita bukanlah umat yang suka bercanda ria dan seriusnya hanya beberapa saat saja.

Itulah sepuluh prioritas yang bisa digunakan dalam menentukan bacaan. Ada yang lebih penting dari sepuluh prioritas tersebut, yaitu kita membaca. Percuma jika kita hanya membuat prioritas tanpa melaksanakannya. Baca, ayo baca!!! Semoga bermanfaat.

Ya Allah, Ya ‘Aliim… Permudahlah jalan ilmu kami… Permudahlah jalan kami menuju surga-Mu“ Barangsiapa yang berjalan dalam rangka mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim)

Sumber: http://www.fimadani.com/10-prioritas-buku-bacaan-untuk-kaum-muslimin/

Mimpi dan Mesin Waktu


Siapa sih yang tidak ingin menjadi guru?
Siapa sih yang tidak ingin menjadi dokter?
Siapa sih yang tidak ingin menjadi engineer?
Siapa sih yang tidak ingin menjadi presiden?

Setiap pribadi dari kita pasti ingin menjadi orang sukses bukan?
Tapi apa usaha yang sudah kita lakukan?
Apakah kita sudah punya visi hidup yang jelas?
Apakah kita sudah menjalankan misi kita?

Dengan gagah berani kita menyampaikan mimpi setinggi langit, tapi kita belum berusaha untuk itu!
Dengan gagah berani kita menyampaikan mimpi setinggi langit, berputar di lidah tanpa aksi nyata!
Kemudian,
Ketika gagal kita berkata "kenapa tuhan tidak berlaku adil? kenapa aku tidak bisa mendapatkan mimpi-mimpiku?

Padahal kita sangat menikmati kesibukan semu.

Kita senang menunda dengan kata "nanti"
"nanti" yang akan hilang sendiri, "nanti" yang akan berganti dengan kata "aku sudah terlambat".

Kita menyesal. frustasi, meratapi lalu berdoa "Tuhan kembalikan aku ke masa lalu, aku ingin memperbaiki hari ku kini".
...
Diri, tidak banyak yang bisa kita rubah, kita tidak bisa kembali ke masa lalu melainkan melakukan yang terbaik hari ini.

Self Reminded
 

- Suhendri